KOMPONEN SISTEM INJEKSI
ECU – Electrical Control Unit ECU
merupakan komponen yang paling penting dalam sistem injeksi. Karena ECU
ini merupakan alat yang berfungsi sebagai pusat pengolah data kontrol
yang mendapat masukan data dari sensor-sensor yang terdapat pada mesin.
kontrol ini meliputi waktu penyemprotan bahan bakar, jumlah bahan bakar
yang dikeluarkan, dan saat pengapian.
Fuel Pump
Sering kita sebut juga dengan pompa bensin. Fungsinya adalah sebagai
pompa bahan bakar untuk menghasilkan tekanan bahan bakar untuk di
injeksikan.
Temperature Sensor
Sensor ini berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang
kondisi suhu mesin. Dengan demikian bisa diatur bahan bakar yang akan
masuk ke ruang bakar.
Inlet Air Pressure Sensor
Komponen ini fungsinya untuk memberikan data masukan ke ECU mengenai
jumlah kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin. Ini dibutuhkan
untuk menentukan bahan bakar yang akan di injeksikan.
Pressure Regulator
Komponen berikutnya yang terdapat dalam sistem injeksi adalah Pressure
regulator, fungsinya adalah untuk mengatur kondisi tekanan bahan bakar
agar selalu stabil pada tekanan (55~60psi).
Inlet Air Temperature Sensor
Sensor berikutnya adalah Inlet Air Temperature Sensor. Fungsinya
untuk memberikan data masukan ke ECU tentang kondisi suhu udara yang
akan masuk ke mesin, untuk menentukan bahan bakar yang di injeksikan.
Speed Sensor
Sensor ini fungsinya untuk memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan
kendaraan, memainkan gas saat berhenti dan saat dalam kecepatan tinggi.
Atmospheric Pressure Sensor
Komponen lainnya yaitu Atmospheric Pressure Sensor yang berfungsi
untuk memberikan data masukan ke ECU tentang kondisi tekanan udara
lingkungan sekitar. Ini diperlukan untuk menentukan seberapa banyak
bahan bakar yang di injeksikan ke dalam ruang bakar.
Crankshaft Sensor
Sensor ini berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi
dan kecepatan putaran mesin pada saat mesin kendaraan dinyalakan.
Throttle Sensor
Sensor ini mempunyai fungsi untuk mengirimkan data masukan ke ECU tentang posisi dan besarnya bukaan aliran udara.
Camshaft Sensor
Komponen selanjutnya adalah Camshaft Sensor. Ini fungsinya
untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi langkah mesin. Ini
dibutuhkan untuk menentukan langkah hisap dimana terjadi bukaan pada
injector.
Fuel Injector / Injector
Fuel Injector atau kita sering sebut dengan injector fungsinya
untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam mesin. Semua kontrol injector
ini atas perintah dari ECU untuk waktu buka tutupnya.
Vehicle-down Sensor
Fungsi dari komponen ini adalah untuk memberi masukan ke ECU tentang
kondisi kemiringan sepedamotor, jika motor terjatuh dengan mesin hidup
maka ECU akan menghentikan kerja mesin.
ILMU PENGETAHUAN OTOMOTIF
ANIMASI
Sabtu, 04 Oktober 2014
keunggulan mobil injeksi
Keunggulan mobil sistem injeksi
Dari cara kerja sistem injeksi pada kendaraan bermotor ada beberapa keunggulan yang diperoleh antara lain:1. Efisiensi BBM atau dengan kata Lain lebih Hemat BBM
Pada sistem karburator tidak semua bahan
bakar yang masuk tidak semuanya bisa terbakar, sehingga terbuang
percuma. Sedangkan pada sistem injeksi semua bahan bakar akan terbakar
sempurna sehingga tidak ada yang terbuang.
2. Emisi Gas Buang Yang lebih rendah.
Dengan Bahan bakar yang terbakar sempurna semuanya maka emisi gas buang juga akan menjadi rendah.
3. Tenaga Mesin lebih besar
Karena semua bahan bakar terbakar semua
otomatis tenaga mesin menjadi lebih besar. Selain itu konstruksi
injektor tepat berada pada intake manifold sehingga pencampuran bahan
bakar lebih homogen dan pembakaran yang dihasilkan lebih sempurna.
4. Lebih Mudah Perawatan
Karena bersifat elektrik, maka perawatan
mesin berinjeksi relatif lebih mudah, karena tidak perlu bongkar
karburator saat melakukan servis rutin, hanya perlu menyetel lewat alat
khusus
Sistem injeksi pada kendaraan bermotor
memberikan banyak manfaat bagi kendaraan bermotor namun semua komponen
harus bekerja dengan sempurna. Selain itu tidak semua orang memiliki
keahlian dalam menangani mesin dengan sistem injeksi ini. Perlahan namun
pasti teknologi otomotif akan mengakomodasi sistem injeksi. Tidak hanya
pada mobil, saat ini sepeda motor juga semakin banyak yang menggunakan
sistem injeksi.
cara kerja sistem injeksi
Cara Kerja Sistem Injeksi
Teknologi injeksi bahan bakar adalah
salah satu dimana bahan bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang
silinder intake manifold. Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan
sistem injeksi, memiliki bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan
mengatur pasokan udara dan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara
efektif dan efisien. Bagian kontrol ini terdapat sensor (berupa
elektronik) yang akan mengatur jumlah udara dan bahan bakar secara
homogen sesuai dengan kebutuhan mesin.
Selama sensor bekerja dengan baik,
kemungkinan kerusakan sangat kecil. Sistem throttle body pasokan bahan
bakar yang terletak di throttle body langsung ke ruang asupan sedangkan
sistem titik tunggal akan memasok bahan bakar dari injektor tunggal.
Sensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara kemudian akan
mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU (Engine Control
Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya akan menentukan
jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam ruang bakar.
- Good spray pattern but weak supply (clogged filter)
- Poor spray pattern (obstruction in spray path)
- Poor spray pattern (obstruction in spray path)
- Very poor spray pattern (major obstruction in spray path)
- Good spray pattern with good supply (cleaned injector)
- Very poor spray pattern (major obstruction in spray path)
Saat bahan bakar mengalir dari tangki
bahan bakar menuju proses atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar
yang akan disemburkan melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan
bakar tersebut terjadi karena bahan bakar mengalami pemampatan dan
memperoleh tekanan yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa
asap atau kabut. Bahan bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat
lubang injektor canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.
Dengan sistem ijeksi ini bisa dipastikan
bahwa bahan bakar secara efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke
ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang efisien.
Keunggulan Sistem Injeksi
Keunggulan Sistem Injeksi
merawat sistem pengapian
MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
- Bahan : Grease (pelumas); amplas.
- Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
- Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
- Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
- Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
- Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
- Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.
- Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
- Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
- Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
- Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
- Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
- Memeriksa koil pengapian.
- Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.
JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap
kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem
pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian
bahan bakar yang hemat.Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No. | GEJALA | KEMUNGKINAN PENYEBAB | CARA MENGATASI |
1 | Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di busi) | Busi mati atau deposit berlebihan. | Ganti busi atau bersihkan. |
Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan. | Ganti kabel tegangan tinggi. | ||
Rotor tidak terpasang. | Pasang rotor. | ||
Urutan pengapian tidak benar. | Perbaiki urutan pengapian. | ||
Platina terganjal kotoran | Bersihkan kotorannya. | ||
Platina menutup terus atau membuka terus. | Setel celah platina atau sudut dwell | ||
Koil mati | Ganti koil | ||
Kondensor mati | Ganti kondensator | ||
Konektor kabel lepas | Pasang konektor kabel yang lepas | ||
Kabel putus | Ganti atau perbaiki kabel yang putus | ||
Kontak rusak | Ganti kontak | ||
2 | Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil) | Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan. | Bersihkan atau ganti busi. |
Kabel tegangan tinggi bocor. | Ganti kabel tegangan tinggi. | ||
Tutup distributor kotor. | Bersihkan terminal ditutup distributor. | ||
Karbon ditutup distributor hilang. | Pasang karbon atau ganti tutup distributor. | ||
Tutup distributor retak. | Ganti tutup distributor. | ||
Urutan pengapian tidak benar. | Perbaiki urutan pengapian. | ||
Kontak platina kotor. | Bersihkan kontak atau ganti. | ||
Setelan celah platina tidak tepat. | Setel celah platina atau sudut dwell. | ||
Saat pengapian tidak tepat. | Saat setel pengapian | ||
Koil rusak. | Ganti koil. | ||
Kondensor rusak. | Ganti kondensor. | ||
Konektor kabel kotor. | Bersihkan terminal konektor kabel. | ||
3 | Terjadi ledakan di knalpot | Busi kotor. | Bersihkan busi atau ganti busi |
Platina kotor. | Bersihkan platina atau ganti. | ||
Saat pengapian terlalu mundur. | Stel saat pengapian. |
No. | GEJALA | KEMUNGKINAN PENYEBAB | CARA MENGATASI |
4 | Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas | Kerja vacum advancer kurang sempurna. | Perbaiki mekanisme vacum advancer. |
5 | Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan | Kerja centrifugal advancer kurang sempurna. | Perbaiki mekanisme centrifugal advancer. |
6 | Busi cepat kotor | Pemakaian busi yang tidak tepat | Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat. |
Platina kotor. | Bersihkan atau ganti platina. | ||
Saat pengapian tidak tepat. | Stel saat pengapian. | ||
7 | Elektroda busi meleleh | Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas. | Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin. |
Posisi Platina | Hasil Pengukuran | Keterangan |
Membuka | 12 volt | Baik |
0 volt | Platina hubung singkat | |
Kabel platina hubung singkat | ||
Tidak ada arus ke koil pengapian | ||
Menutup | 0 volt | Baik |
12 volt | Kontak platina terganjal kotoran | |
Kabel ke platina putus |
komponen sistem pengapian
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik
pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada
kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke
baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain
yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika
kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu
terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio,
tape dan lain-lainnya.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
prinsip kerja pengapian
PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.2) Saat platina membuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui
primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder
koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor
—-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi
—-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu
meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa
pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
Minggu, 28 September 2014
AXLE SHAFT
POROS
PENGGERAK ( AXLE SHAFT)
AXLE
SHAFT (POROS PENGGERAK)
1.
Uraian
Axle
shaft adalah salah satu komponen sistem pemindah tenaga yang meneruskan putaran
mesin ke roda (sebagai penggerak roda), dimana roda-roda dipasang pada axle
shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axle shaft.
2.
Fungsi axle shaft:
1)
Sebagai
penerus putaran mesin ke roda
2)
Sebagai
dudukan roda
3)
Sebagai
penumpu beban roda
3.
Klasifikasi Axle Shaft
1)
Rigid Axle Shaft
Konstruksi
|
:
|
||
Penggunaan
|
:
kendaraan
berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang
dirancang untuk medan-medan berat karena mampu menahan beban yang berat
|
||
Fungsi
|
Penerus putaran
mesin ke roda
Pendukung beban
roda
|
||
Cara
Kerja
|
:
Axle
rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seolah-olah merupakan
lengan panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan
kedudukan body kendaraan seolah-olah mengikuti gerakan posisi axle.
|
||
Keuntungan :
|
Konstruksi lebih kuat.
Cocok untuk kendaraan skala
medium ke atas.
Sanggup menahan beban berat.
Moment yang dihasilkan besar.
|
||
Kerugian :
|
Suspensi kendaraan keras
Pada saat kendaraan berjalan
di medan yang berat body kendaraan tidak stabil.
Sudut beloknya kecil.
|
||
Jenis-Jenis
|
:
|
||
A.
Berdasarkan
Posisi Axle Shaft
|
1)
Front
Axle Shaft
|
Fungsi
|
sebagai
penerus putaran ke roda juga sebagai tempat knuckle agar roda bisa
dibelok-belokan.
|
Konstruksi
|
:
|
||
Komponen
|
1. Front axle housing
2. Front axle inner shaft
3. Front axle outer shaft
4. Tappered roller bearing
|
||
2)
Rear
Axle Shaft
|
Fungsi
|
sebagai
penerus putaran dari side gear ke roda
|
|
Konstruksi
|
:
|
||
Komponen
|
1. Axle shaft
2. Gasket
3. Axle shim
4. Axle retainer plate
5.
Axle
flange
|
||
B.
Berdasarkan
Sistem Penopangnya
|
1)
Half
floating type (setengah bebas memikul)
|
Konstruksi
|
:
|
Uraian
|
Pada
type ini bantalan dipasang antara axle
housing dengan axle shaft dan roda
langsung dipasang pada ujung poros
|
||
Penggunaan
|
digunakan
pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep
|
||
Keuntungan
|
Konstruksi sederhana
Biayanya murah
|
||
Kerugian
|
Axle shaft menjadi bengkok
akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh poros.
Jika
patah roda tidak ada yang menahan.
|
||
2)
3/4 floating type (3/4 bebas memikul)
|
Konstruksi
|
:
|
|
Uraian
|
Bantalan
dipasang antara axle housing
dengan wheel hub dan axle shaft,
secara tidak langsung axle shaft ikut
memikul beban kendaraan.
|
||
Penggunaan
|
digunakan
pada truck ringan.
|
||
Keuntungan
|
Berat kendaraan tidak
semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga
axle shaft tidak bengkok.
Bila terjadi axle shaft patah
masih ditahan oleh bantalan.
|
||
Kerugian
|
Akibat gaya ke samping tetap
menimbulkan kebengkokan.
|
||
3)
Full floating type (bebas
memikul)
|
Konstruksi
|
:
|
|
Uraian
|
Pada
type ini wheel hub ter-pasang kokoh pada axle housing melalui dua buah
bantalan dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda
|
||
Penggunaan
|
digunakan
pada kendaraan berat
|
||
Keuntungan
|
Berat kendaraan seluruhnya
dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft tidak menjadi bengkok.
Gaya ke samping juga tidak
diteruskan ke axle shaft.
Faktor keamanan lebih baik,
dan sanggup memikul beban berat.
|
||
Kerugian
|
Biayanya
mahal
|
2)
Independent Axle Shaft
Konstruksi
|
:
|
|||
Penggunaan
|
:
pada
kendaran kecil dan umumnya jenis-jenis sedan, karena type ini disamping
konstruksinya ringan juga mampu membuat sudut belok lebih besar.
|
|||
Fungsi
|
Sebagai penerus putaran ke
roda
Sebagai pendukung beban roda
Sebagai penstabil body
kendaraan, karena dilengkapi CV joint.
|
|||
Cara
Kerja
|
:
Dengan
dilengkapi CV joint maka pada saat kendaraan melaju dijalan yang bergelombang
ma-ka posisi body kendaraan se-akan akan tidak terpengaruh oleh keadaan
jalan, karena dengan dilengkapi CV Joint pa-da setiap gerakan disamping bi-sa
bergerak putar juga bisa ber-gerak
memanjang, memendek dan membuat sudut.
|
|||
Keuntungan
|
Konstruksinya ringan.
Mampu membuat sudut belok
lebih besar
Perawatan mudah.
Body kendaraan lebih stabil
bila dibandingkan axle rigid.
|
|||
Kerugian
|
Tidak mampu menahan beban
besar
Pada bagian inner housing
maupun outer housing mudah aus.
Harganya lebih mahal.
Memerlukan perawatan rutin.
|
|||
Jenis-Jenis
|
:
|
|||
Jenis
Penggerak Depan (Front Wheel Drive)
|
1)
Tripod
Joint – Birfield Joint
|
:
|
||
2)
Tripod
Joint – Tripod Joint
|
:
|
|||
Keterangan
|
<===Sisi Differential
|
|||
Jenis
Penggerak Belakang (Rear Wheel Drive)
|
1)
Birfield
Joint – Birfield Joint
|
:
|
||
2)
Birfield
Joint – Tripod Joint
|
:
|
|||
Keterangan
|
<===Sisi Differential
|
|||
Contant Velocity Joint (CV-Joint)
|
||||
Fungsi
|
:
Sebagai
penstabil posisi kendaraan terutama di jalan-jalan yang ber-gelombang
|
|||
Konstruksi
|
:
|
|||
Komponen
|
:
|
1. Outer race
2. Ball cage
3. Inner race
4. Steel ball
|
||
Cara
Kerja
|
a)
Lurus
|
Pada
saat jalan lurus dan rata tena-ga putar dari differential diteruskan oleh
axle shaft melalui inner race housing Ü steel ball Ü intermediate axle shaft Ü steel ball Ü outer race housing Ü roda. Pada saat itu steel ball diam sehingga CV
joint tidak membentuk sudut.
|
||
b)
Belok
|
Pada saat belok atau ja-lan
tidak rata tenaga putar dari differential diteruskan oleh inner race housing Ü steel ball Ü intermediate axle shaft Ü steel ball Ü outer race housing Ü roda, dimana pada
saat itu disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft steel ball
juga bergerak pada inner race, sehingga CV joint mampu membuat sudut yang
memungkinkan keduduk-an kendaraan menjadi stabil
|
|||
Langganan:
Postingan (Atom)