ANIMASI

Sabtu, 04 Oktober 2014

KOMPONEN INJEKSI

KOMPONEN SISTEM INJEKSI




ECU – Electrical Control Unit ECU
merupakan komponen yang paling penting dalam sistem injeksi. Karena ECU ini merupakan alat yang berfungsi sebagai pusat pengolah data kontrol yang mendapat masukan data dari sensor-sensor yang terdapat pada mesin. kontrol ini meliputi waktu penyemprotan bahan bakar, jumlah bahan bakar yang dikeluarkan, dan saat pengapian.
 
Fuel Pump
Sering kita sebut juga dengan pompa bensin. Fungsinya adalah sebagai pompa bahan bakar untuk menghasilkan tekanan bahan bakar untuk di injeksikan.
Temperature Sensor
Sensor ini berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang kondisi suhu mesin. Dengan demikian bisa diatur bahan bakar yang akan masuk ke ruang bakar.

Inlet Air Pressure Sensor
Komponen ini fungsinya untuk memberikan data masukan ke ECU mengenai jumlah kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin. Ini dibutuhkan untuk menentukan bahan bakar yang akan di injeksikan.

Pressure Regulator
Komponen berikutnya yang terdapat dalam sistem injeksi adalah Pressure regulator, fungsinya adalah untuk mengatur kondisi tekanan bahan bakar agar selalu stabil pada tekanan (55~60psi).
Inlet Air Temperature Sensor
Sensor berikutnya adalah Inlet Air Temperature Sensor. Fungsinya untuk memberikan data masukan ke ECU tentang kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, untuk menentukan bahan bakar yang di injeksikan.

Speed Sensor
Sensor ini fungsinya untuk memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan kendaraan, memainkan gas saat berhenti  dan saat dalam kecepatan tinggi.

Atmospheric Pressure Sensor
Komponen lainnya yaitu Atmospheric Pressure Sensor yang berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang kondisi tekanan udara lingkungan sekitar. Ini diperlukan untuk menentukan seberapa banyak bahan bakar yang di injeksikan ke dalam ruang bakar.

Crankshaft Sensor
Sensor ini berfungsi untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi dan kecepatan putaran mesin pada saat mesin kendaraan dinyalakan.

Throttle Sensor
Sensor ini mempunyai fungsi untuk mengirimkan data masukan ke ECU tentang posisi dan besarnya bukaan aliran udara.

Camshaft Sensor
Komponen selanjutnya adalah Camshaft Sensor. Ini fungsinya untuk memberikan data masukan ke ECU tentang posisi langkah mesin. Ini dibutuhkan untuk menentukan langkah hisap dimana terjadi bukaan pada injector.

Fuel Injector / Injector
Fuel Injector atau kita sering sebut dengan injector fungsinya untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam mesin. Semua kontrol injector ini atas perintah dari ECU untuk waktu buka tutupnya.

Vehicle-down Sensor
Fungsi dari komponen ini adalah untuk memberi masukan ke ECU tentang kondisi kemiringan sepedamotor, jika motor terjatuh dengan  mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja mesin.

keunggulan mobil injeksi

Keunggulan mobil sistem injeksi

Dari cara kerja sistem injeksi pada kendaraan bermotor ada beberapa keunggulan yang diperoleh antara lain:

1. Efisiensi BBM atau dengan kata Lain lebih Hemat BBM

Pada sistem karburator tidak semua bahan bakar yang masuk tidak semuanya bisa terbakar, sehingga terbuang percuma. Sedangkan pada sistem injeksi semua bahan bakar akan terbakar sempurna sehingga tidak ada yang terbuang.

2. Emisi Gas Buang Yang lebih rendah.

Dengan Bahan bakar yang terbakar sempurna semuanya maka emisi gas buang juga akan menjadi rendah.

3. Tenaga Mesin lebih besar

Karena semua bahan bakar terbakar semua otomatis tenaga mesin menjadi lebih besar. Selain itu konstruksi injektor tepat berada pada intake manifold sehingga pencampuran bahan bakar lebih homogen dan pembakaran yang dihasilkan lebih sempurna.

4. Lebih Mudah Perawatan

Karena bersifat elektrik, maka perawatan mesin berinjeksi relatif lebih mudah, karena tidak perlu bongkar karburator saat melakukan servis rutin, hanya perlu menyetel lewat alat khusus
Sistem injeksi pada kendaraan bermotor memberikan banyak manfaat bagi kendaraan bermotor namun semua komponen harus bekerja dengan sempurna. Selain itu tidak semua orang memiliki keahlian dalam menangani mesin dengan sistem injeksi ini. Perlahan namun pasti teknologi otomotif akan mengakomodasi sistem injeksi. Tidak hanya pada mobil, saat ini sepeda motor juga semakin banyak yang menggunakan sistem injeksi.

cara kerja sistem injeksi

Cara Kerja Sistem Injeksi

Teknologi injeksi bahan bakar adalah salah satu dimana bahan bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang silinder intake manifold. Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan sistem injeksi, memiliki bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pasokan udara dan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien. Bagian kontrol ini terdapat sensor (berupa elektronik) yang akan mengatur jumlah udara dan bahan bakar secara homogen sesuai dengan kebutuhan mesin.
Selama sensor bekerja dengan baik, kemungkinan kerusakan sangat kecil. Sistem throttle body pasokan bahan bakar yang terletak di throttle body langsung ke ruang asupan sedangkan sistem titik tunggal akan memasok bahan bakar dari injektor tunggal. Sensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara kemudian akan mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU (Engine Control Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam ruang bakar.
  • Good spray pattern but weak supply (clogged filter)
  • Poor spray pattern (obstruction in spray path)
  • Poor spray pattern (obstruction in spray path)
  • Very poor spray pattern (major obstruction in spray path)
  • Good spray pattern with good supply (cleaned injector)
  • Very poor spray pattern (major obstruction in spray path)
Saat bahan bakar mengalir dari tangki bahan bakar menuju proses atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar yang akan disemburkan melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan bakar tersebut terjadi karena bahan bakar mengalami pemampatan dan memperoleh tekanan yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa asap atau kabut. Bahan bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat lubang injektor canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.
Dengan sistem ijeksi ini bisa dipastikan bahwa bahan bakar secara efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang efisien.
Keunggulan Sistem Injeksi

merawat sistem pengapian

MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.

Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
  • Bahan : Grease (pelumas); amplas.
  • Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:
  • Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
  • Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
  • Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
  • Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
  • Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.
Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut:
  1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
  2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
  3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
  4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
  5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
  6. Memeriksa koil pengapian.
  7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.
JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No. GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI
1 Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di busi) Busi mati atau deposit berlebihan. Ganti busi atau bersihkan.
Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan. Ganti kabel tegangan tinggi.
Rotor tidak terpasang. Pasang rotor.
Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
Platina terganjal kotoran Bersihkan kotorannya.
Platina menutup terus atau membuka terus. Setel celah platina atau sudut dwell
Koil mati Ganti koil
Kondensor mati Ganti kondensator
Konektor kabel lepas Pasang konektor kabel yang lepas
Kabel putus Ganti atau perbaiki kabel yang putus
Kontak rusak Ganti kontak
2 Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil) Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan. Bersihkan atau ganti busi.
Kabel tegangan tinggi bocor. Ganti kabel tegangan tinggi.
Tutup distributor kotor. Bersihkan terminal ditutup distributor.
Karbon ditutup distributor hilang. Pasang karbon atau ganti tutup distributor.
Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.
Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
Kontak platina kotor. Bersihkan kontak atau ganti.
Setelan celah platina tidak tepat. Setel celah platina atau sudut dwell.
Saat pengapian tidak tepat. Saat setel pengapian
Koil rusak. Ganti koil.
Kondensor rusak. Ganti kondensor.
Konektor kabel kotor. Bersihkan terminal konektor kabel.
3 Terjadi ledakan di knalpot Busi kotor. Bersihkan busi atau ganti busi
Platina kotor. Bersihkan platina atau ganti.
Saat pengapian terlalu mundur. Stel saat pengapian.
No. GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI
4 Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas Kerja vacum advancer kurang sempurna. Perbaiki mekanisme vacum advancer.
5 Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan Kerja centrifugal advancer kurang sempurna. Perbaiki mekanisme centrifugal advancer.
6 Busi cepat kotor Pemakaian busi yang tidak tepat Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat.


Platina kotor. Bersihkan atau ganti platina.


Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.
7 Elektroda busi meleleh Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas. Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin.
Posisi Platina Hasil Pengukuran Keterangan
Membuka 12 volt Baik
0 volt Platina hubung singkat
Kabel platina hubung singkat
Tidak ada arus ke koil pengapian
Menutup 0 volt Baik
12 volt Kontak platina terganjal kotoran
Kabel ke platina putus

komponen sistem pengapian

KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL
 
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
 
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.

2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.

2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.

 Hubungan terminal Pada Kunci Kontak

2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.

Konstruksi Koil Pengapian

3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.


prinsip kerja pengapian

PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


 
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1)  Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
 

Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
 
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.

Minggu, 28 September 2014

AXLE SHAFT



POROS PENGGERAK ( AXLE SHAFT)


AXLE SHAFT (POROS PENGGERAK)

1.       Uraian
Axle shaft adalah salah satu komponen sistem pemindah tenaga yang meneruskan putaran mesin ke roda (sebagai penggerak roda), dimana roda-roda dipasang pada axle shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axle shaft.

2.       Fungsi axle shaft:
1)      Sebagai penerus putaran mesin ke roda
2)      Sebagai dudukan roda
3)      Sebagai penumpu beban roda

3.       Klasifikasi Axle Shaft

1)      Rigid Axle Shaft
Konstruksi
:
Penggunaan
: kendaraan berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan-medan berat karena mampu menahan beban yang berat
Fungsi
         Penerus putaran mesin ke roda
         Pendukung beban roda
Cara Kerja
: Axle rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seolah-olah merupakan lengan panjang seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan body kendaraan seolah-olah mengikuti gerakan posisi axle.
Keuntungan :
         Konstruksi lebih kuat.
         Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.
         Sanggup menahan beban berat.
         Moment yang dihasilkan besar.
Kerugian :
         Suspensi kendaraan keras
         Pada saat kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan tidak stabil.
         Sudut beloknya kecil.
Jenis-Jenis
:
A.      Berdasarkan Posisi Axle Shaft
1)      Front Axle Shaft
Fungsi
sebagai penerus putaran ke roda juga sebagai tempat knuckle agar roda bisa dibelok-belokan.
Konstruksi
:
Komponen
1.    Front axle housing
2.    Front axle inner shaft
3.    Front axle outer shaft
4.    Tappered roller bearing
2)      Rear Axle Shaft
Fungsi
sebagai penerus putaran dari side gear ke roda
Konstruksi
:
Komponen
1.       Axle shaft
2.       Gasket
3.       Axle shim
4.       Axle retainer plate
5.       Axle flange
B.      Berdasarkan Sistem Penopangnya
1)      Half floating type (setengah bebas memikul)
Konstruksi
:
Uraian
Pada type ini bantalan dipasang antara  axle housing dengan  axle shaft dan roda langsung dipasang pada ujung poros
Penggunaan
digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep
Keuntungan
         Konstruksi sederhana
         Biayanya murah
Kerugian
      Axle shaft menjadi bengkok akibat berat kendaraan langsung dipikul oleh poros.
       Jika patah roda tidak ada yang menahan.
2)      3/4 floating type (3/4 bebas memikul)
Konstruksi
:
Uraian
Bantalan dipasang antara  axle housing dengan  wheel hub dan axle shaft, secara tidak langsung  axle shaft ikut memikul beban kendaraan.
Penggunaan
digunakan pada truck ringan.
Keuntungan
      Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga  axle shaft tidak bengkok.
         Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan.
Kerugian
         Akibat gaya ke samping tetap menimbulkan kebengkokan.
3)      Full floating type (bebas memikul)
Konstruksi
:
Uraian
Pada type ini wheel hub ter-pasang kokoh pada axle housing melalui dua buah bantalan dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda
Penggunaan
digunakan pada kendaraan berat
Keuntungan
      Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft tidak menjadi bengkok.
         Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft.
         Faktor keamanan lebih baik, dan sanggup memikul beban berat.
Kerugian
       Biayanya mahal

2)      Independent Axle Shaft
Konstruksi
:
Penggunaan
: pada kendaran kecil dan umumnya jenis-jenis sedan, karena type ini disamping konstruksinya ringan juga mampu membuat sudut belok lebih besar.
Fungsi
         Sebagai penerus putaran ke roda
         Sebagai pendukung beban roda
         Sebagai penstabil body kendaraan, karena dilengkapi CV joint.
Cara Kerja
: Dengan dilengkapi CV joint maka pada saat kendaraan melaju dijalan yang bergelombang ma-ka posisi body kendaraan se-akan akan tidak terpengaruh oleh keadaan jalan, karena dengan dilengkapi CV Joint pa-da setiap gerakan disamping bi-sa bergerak putar juga bisa  ber-gerak memanjang, memendek dan membuat sudut.
Keuntungan
         Konstruksinya ringan.
         Mampu membuat sudut belok lebih besar
         Perawatan mudah.
         Body kendaraan lebih stabil bila dibandingkan axle rigid.
Kerugian
         Tidak mampu menahan beban besar
         Pada bagian inner housing maupun outer housing mudah aus.
         Harganya lebih mahal.
         Memerlukan perawatan rutin.
Jenis-Jenis
:
Jenis Penggerak Depan (Front Wheel Drive)
1)      Tripod Joint – Birfield Joint
:
2)      Tripod Joint – Tripod Joint
:
Keterangan
<===Sisi Differential
Jenis Penggerak Belakang (Rear Wheel Drive)
1)      Birfield Joint – Birfield Joint
:
2)      Birfield Joint – Tripod Joint
:
Keterangan
<===Sisi Differential
Contant Velocity Joint (CV-Joint)
Fungsi
: Sebagai penstabil posisi kendaraan terutama di jalan-jalan yang ber-gelombang
Konstruksi
:
Komponen
:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDjLlWLkSXhgVTOhSrH2e847TZivgX8At0GdE0VqEZXnWpTyt9KqobavhpFNWRzJHeNFibCB1PWEPNTU1RaLZEiyNlSjH9vXJeBg6l7iU_iCvTzxcit0qRNMJSbXP96-Bnwxwrn9b5sszR/s1600/Komponen+CV+Joint.JPG
1.       Outer race
2.       Ball cage
3.       Inner race
4.       Steel ball
Cara Kerja
a)      Lurus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyDtRTsxsna_FCaT_c2NU3gIuEyvVg-MUt8ali9r7NqU1zvsGsczuIso-c7Jd5ztSCoc6lTtiLw5qF6XZLyjsK0ZueMgMLkeitTxOustmheTDqHAvjPxaHBcYadFbi2YCLRQZt1mhm-meq/s1600/Cara+Kerja+CV+Joint+Lurus.JPG
Pada saat jalan lurus dan rata tena-ga putar dari differential diteruskan oleh axle shaft melalui inner race housing Ü steel ball Ü intermediate axle shaft Ü steel ball Ü outer race housing Ü roda. Pada saat itu steel ball diam sehingga CV joint tidak membentuk sudut.

b)      Belok
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZqSZJW00S9lYWxSefygiSs0iY3N5ug2oJ5TB7UHJHcPbJY_UWW27lZqmEQ3Y-qe_KBHESvgYILzZmGF0lV1diaYjhu62HLYUGzYOr1gyroznMnP0EIirFA9muMQgsHQ9bCYuCcqMa8p7u/s1600/Cara+Kerja+CV+Joint+Belok.JPG
Pada saat belok atau ja-lan tidak rata tenaga putar dari differential diteruskan oleh inner race housing Ü steel ball Ü intermediate axle shaft Ü steel ball Ü outer race housing Ü roda, dimana pada saat itu disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft steel ball juga bergerak pada inner race, sehingga CV joint mampu membuat sudut yang memungkinkan keduduk-an kendaraan menjadi stabil